PERBEDAAN GAYA PACARAN ZAMAN DULUH DAN MASSA KINI.
Saya
pernah dengar cerita dari tete nene moyang mereka pernah cerita sama saya
bahwasanya waktu mereka pacaran itu kita belum mengecap teknologi selama masa
pacaran .
Semakin
berjalan dengan zaman moderan maka massa dini kecanduan akan pacaran , anak
sekolah dasar ( SD ) saja sudah mengenal namanya pacaran ,entah karena pengaruh
lingkungan ,pengaruh nonton film ,maka itu tergusur dengan cinta.
Sementara
zaman duluh , masa bapa mama duluh pernah merasakan yang namanya pacaran
sembunyi sembunyi alias malu malu kucing duluh, minimal semenjak SMP ,anak
remaja cinta moyet,mengungkapkan perasaan tidak secara terang terangan,pacaran
pacaran dilakukan sembunyi sembunyi ,lantaran jangan sampai orang tua di
ketahui,jika di ketahui maka langsung kawin saja . orang
tua mauh supaya anak focus pada tujuan sekolah.
Model
curhat zaman duluh , kita kettahui bersama zaman duluh belum mengenal namanya
media social.
Mereka
mauh ungkapkan persaan atau cinta sama
si cowo atau cewe ia sukai itu lewat
melalui surat meyurat , atau mereka ungkapkan tulis tulisan di dinding sekolah
atau di kursi dan meja , atau lewat teman
yang dekat dengan si cowo atau si cewe itu .
Zaman
sekarang sudah mengenal media social maka mauh curhat sama si cowo itu lewat
facebook, bbm, televon, instagram dan lain sebagainya. Lantas si cewe bilang ketemu disini maka si cowo pergi
ketemu apa yang mereka dua bicaraka tempat manah bias ketemu.
Zaman
duluh memang terbatas uang ,sepeda motor maka hubungan perjalinan percintaan
itu sangat merepot mauh ajak duduk bicara tentang asmara pun sulit lantaran kekurangan sepeda motor,mobil dan lain lain.
Tetapi
zaman sekarang dunia pekembangan modern tambah meningkat maka segala apapun itu
kencang dalam hal ini gampang saja , satu menit pun akan terwujud .
Perjanjian
untuk mauh ketemu atau mengungkapkan persaan sama si cewe dan si cowo itu gampang saja , mungkin ketemu di warkop atau villa itu
gampang saja ,karena sudah ada kendaraan bermotor ,seketika si cewe suruh
cemput di manah , sudah satu menit dua menit saja sudah tiba jemput si cowo
tersebut. sudah kabur mauh lama kah ,lama lewatheheh....
Modal
cinta zaman ayah dan ibu kita kesungguan
komitmen dalam percintaan masih sangat sacraldan sangat kental.
dalam hal pernikaanpun juga tak
harus punya barang mewah mewah untuk menikah .tetapi mereka yang penting hidup
aman dan latar belakanya, ia mampu bertanggung jawab,
dan
mereka melihat dia punya cara kerja dalam hal ini laki laki dia tauh bikin kebun, punya rumah, cari kayu ,tauh
buat pagar rumah dan lain sebaginya.
Modal
zaman sekrang , saman sekarang kita ketahui realita yang terjadi pada massa kini, saya mauh mempaparkan example, si cowo dia tauh main bola kaki, pasti cewe itu akan terlenket dengan si cowo yang tauh main bola kaki itu, atau si perempuan ia tauh main bola volly dan laki laki ia pun mauh mencari si perempuan yang tauh main bola volly itu. tetapi semua itu akan terjamin untuk dalam perjalin cinta ..entalah.
“Saya
ambil kesimpulan sedikit mengenai pacaran zaman sekarang dengan zaman duluh “
.
saya rasa zaman duluh lebih romantic dari pada saman sekarang sebab zaman duluh
percintaan mereka tidak memandang latar belakang orang ganteng atau canti ,
kaya atau miskin namun, mereka hanya melihat hidup aman dan pengang hokum
karma. Dan jaman sekarang banyak kekayaan yang dimiliki tetapi percintaan hanya
sekecap saja , sering ganti ganti pasangan tidak focus dengan satu saja .
memang perkembangan saman ini jahat sekali , dunia ini makin mempengaruh
hubungan cinta dan akan menhancurkan percintaan ketulusan dan cinta hanya di
kulita saja dalam hal cinta hanya barang barang yang dia miliki atau melihat
dari kegantengan atau hoby .
Tidak
mungkin barang barang ia miliki itu pake untuk selamanya tetapi sekedar saja.
Sadar akan perjalinan cinta ini jangan sampe tubuh kita ini akan terbawah dengan
perkembangan zaman sekarang
Mari
kita lawan keinginan yang akan terpopuler di zaman sekarang ini, kita lawan
dengan takut akan “TUHAN” maka,cinta yang setulusnya itu akan dating ketika
kita menaikan doa kepada sang pencipta.
penulis jesaya ukago, kuliah di universitas negeri malang jawa timur, jurusan ilmu kesehatan masyarakat s1.
0 Comments